“Tidak hanya anak-anak yang senang mengikuti workshop tersebut. Para senior yang hadir untuk menonton workshop juga menikmatinya. Mereka ikut menggerakkan kepala, lengan, pergelangan tangan dan tertawa sambil duduk di kursi masing-masing. “Wat geweldig om dit te zien en om mee te doen” …
Pada hari Rabu, 22 Februari 2023, saya bersama anak laki-laki saya, Lionel (8 th), menghadiri kegiatan Workshop Tari yang diselenggarakan oleh Deby Subiyanti dari Yayasan Peduli Seni Indonesia (PSI). dalam rangka hari Valentine. Kegiatan ini diselenggarakan di ruang pertemuan Verpleeghuis De Vijverhof, Capelle aan den Ijssel.
Membawa tema “De liefde is nooit voorbij”, Deby membawakan Workshop Tari untuk anak bekerja sama dengan acara Kumpulan dari De Vijverhof. Kumpulan merupakan agenda bulanan bagi senior yang mempunyai latar belakang Indisch, Molluks maupun Indonesia yang tinggal di De Vijverhof dan sekitarnya.

Acara dibuka dengan perkenalan PSI kepada para peserta Kumpulan dan langsung dilanjutkan dengan Workshop Tari Kupu-Kupu. Anak-anak mengikuti gerakan yang diperagakan oleh Deby. “Ayo kita bergerak seperti kepompong yang kemudian menjadi kupu …. kepakkan sayapmu”. Anak-anak yang mengikuti workshop tari tertawa melihat gerakan kepala, badan dan tangan yang diperagakan oleh Deby sambil mengikuti gerakan yang diperagakan.
Tidak hanya anak-anak yang senang mengikuti workshop tersebut. Para senior yang hadir untuk menonton workshop juga menikmatinya. Mereka ikut menggerakkan kepala, lengan, pergelangan tangan dan tertawa sambil duduk di kursi masing-masing. “Wat geweldig om dit te zien en om mee te doen”, kata salah satu senior yang duduk di sebelah saya.
Jason (9 th), salah satu peserta workshop, juga menampilkan kebolehannya melakukan street dance. Semua bertepuk tangan melihat gerakan-gerakan street dance Jason. Setelah memperagakan Tari Kupu-Kupu dan menikmati pertunjukan dari Jason, anak-anak diajak untuk melakukan prakarya membuat Kupu-Kupu. Volunteer dari PSI membantu aktivitas anak ini. Sedangkan Deby tetap berinteraksi dengan senior dengan mengajak mereka bernyanyi bersama.

Deby menyanyikan sebuah lagu Jawa “Anoman Obong” dan mengajak para senior ikut bergerak dan berdansa. “Bengawan Solo” merupakan lagu kedua yang dinyanyikan dan membawa para senior bernostalgia dengan sebuah tempat di Indonesia. Setelah itu, semua yang hadir ikut bersama-sama menyanyikan lagu “Burung Kakatua”. Saya dan Lionel pun ikut menyumbangkan sebuah lagu berjudul “Geef mij maar nasi goreng”. Lagu berjudul “Klappertaart met suiker” dibawakan oleh para senior dengan semangat menutup acara ini. Suasana sangat menyenangkan. Saya melihat anak-anak dan para senior menikmati kegiatan ini.

Saya sangat senang bisa menghadiri inisiasi baik dari PSI ini. Kegiatan dimana para senior bisa bergerak bersama, berdansa, dan menikmati aktivitas anak-anak. Namun tidak hanya itu saja. Kegiatan ini juga membawa senior untuk bernostalgia dengan masa kecilnya ketika mereka masih berada di Indonesia. Sebuah kegiatan yang bagus bagi tubuh, pikiran dan jiwa.
Harapan saya adalah ada semakin banyak pekerja seni Indonesia di Belanda yang terlibat dalam kegiatan intergenerasi, memperkenalkan budaya pada generasi muda sekaligus mengajak senior untuk bernostalgia dengan memori indah tempo dulu.
Een culturele activiteit voor de jonge generatie met nostalgie uit het verleden
Op woensdag 22 februari 2023 heb ik met mijn zoon Lionel (8 jaar) een dansworkshop bijgewoond. Deze workshop werd georganiseerd door Deby Subiyanti van de Stichting Peduli Seni Indonesia (PSI) in het kader van Valentijnsdag. Het werd gehouden in de ontmoetingsruimte van verpleeghuis De Vijverhof, Capelle aan den Ijssel.
Onder het thema “Liefde is nt voorbij” gaf Deby een dansworkshop voor kinderen die goed aansloot met de “Kumpulan” agenda van de Vijverhof. Kumpulan is een maandelijkse agenda voor ouderen met een Indische, Molukse en Indonesische achtergrond die in De Vijverhof en omgeving wonen.

Het evenement werd geopend met de introductie van PSI aan de deelnemers van de groep en ging meteen door met de Kupu-Kupu Dansworkshop. De kinderen volgden de bewegingen die Deby demonstreerde. “Laten we bewegen als een cocon die dan een vlinder wordt…. sla je vleugels uit”. De kinderen die deelnamen aan de dansworkshop lachten om Deby’s hoofd-, lichaams- en handbewegingen terwijl ze de gedemonstreerde bewegingen volgden.
Niet alleen de kinderen genoten van de deelname aan de workshop, maar ook de senioren die aanwezig waren, bewogen mee. Ze bewogen hun hoofd, armen en polsen en lachten terwijl ze op hun stoelen zaten. “Wat geweldig om dit te zien en mee te doen,” zei één van de senioren die naast me zat.

Jason (9 jaar), een van de deelnemers aan de workshop, toonde ook zijn vaardigheden in Street Dance. Iedereen klapte bij het zien van Jason’s streetdance moves. Na het demonstreren van de Kupu-Kupu Dans en het genieten van Jason’s optreden, werden de kinderen uitgenodigd om een vlinder knutsel te maken. Vrijwilligers van PSI hielpen bij deze kinderactiviteit. Ondertussen ging Deby door met de interactie met de senioren door hen uit te nodigen om samen te gaan zingen.
Deby zong het Javaanse lied “Anoman Obong”, en nodigde de senioren uit om te bewegen en te dansen. “Bengawan Solo” was het tweede uitgevoerde lied dat de senioren deed terugdenken aan een plaats in Indonesië. Daarna werd gezamenlijk het lied “Burung Kakatua” gezongen. Lionel en ik zongen ook een lied met de titel “Geef mij maar nasi goreng”. De senioren zongen enthousiast het lied “Klappertaart met suiker” om dit evenement af te sluiten. Erg leuke sfeer. Ik zie kinderen en senioren genieten van deze activiteit.

Ik ben erg blij dat ik mocht deelnemen aan dit initiatief van PSI. Een activiteit waarbij senioren samen konden bewegen, dansen en genieten van kinderactiviteiten. Bovendien gaf deze activiteit de senioren herinneringen aan hun jeugd toen ze in Indonesië waren. Een geweldige activiteit voor lichaam, geest en ziel.
Mijn hoop is dat er steeds meer Indonesische kunstwerkers in Nederland betrokken zullen raken bij intergeneratie activiteiten waarbij de cultuur bij de jongere generatie wordt geïntroduceerd en de oudere generatie wordt uitgenodigd om mooie herinneringen van vroeger op te halen.
Penulis:
Manik Kharismayekti
Pemerhati lansia / Stichting Alzheimer Indonesia Nederland
Leave a Reply